SOLO - Negara di kawasan Eropa Barat tersebut membutuhkan produk luar negeri yang sesuai dengan permintaan penduduknya. Misalnya, permintaan ikan lele di Swiss mencapai 53 ribu ton per tahun.
Oleh pemerintah negara itu, suplai ikan lele didatangkan dari Vietnam. Hanya 3.000 ton saja dari produk Swiss.
"Sedangkan sisanya dari Vietnam. Kalau Indonesia bisa memasuki pasaran ikan lele, maka akan lebih baik," terang Kepada stakeholder perdagangan di Kota Solo, Djoko Susilo, di Solo, Jumat (3/6/2011).
Dia menyebutkan, satu ekor ikan lele di Swiss dihargai Rp65 ribu-Rp70 ribu. Bilamana permintaan tersebut dipenuhi oleh Indonesia, maka bisa dibayangkan perputaran ekonomi bagi pengusaha lokal.
Kalangan pengusaha di Kota Solo Jawa Tengah berkesempatan menjajaki pasaran di Switzerland. Negara berpanorama pegunungan Alpen tersebut membutuhkan produk agrobisnis dan perikanan yang umumnya ada di Indonesia.
Penawaran ekspansi dagang tersebut mengemuka saat Duta Besar Indonesia untuk Switzerland atau Swiss Djoko Susilo menemui Wali Kota Solo Joko Widodo dan kelompok pengusaha Solo yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Jumat 3 Juni 2011.
(Abdul Alim/Koran SI/ade)
Oleh pemerintah negara itu, suplai ikan lele didatangkan dari Vietnam. Hanya 3.000 ton saja dari produk Swiss.
"Sedangkan sisanya dari Vietnam. Kalau Indonesia bisa memasuki pasaran ikan lele, maka akan lebih baik," terang Kepada stakeholder perdagangan di Kota Solo, Djoko Susilo, di Solo, Jumat (3/6/2011).
Dia menyebutkan, satu ekor ikan lele di Swiss dihargai Rp65 ribu-Rp70 ribu. Bilamana permintaan tersebut dipenuhi oleh Indonesia, maka bisa dibayangkan perputaran ekonomi bagi pengusaha lokal.
Kalangan pengusaha di Kota Solo Jawa Tengah berkesempatan menjajaki pasaran di Switzerland. Negara berpanorama pegunungan Alpen tersebut membutuhkan produk agrobisnis dan perikanan yang umumnya ada di Indonesia.
Penawaran ekspansi dagang tersebut mengemuka saat Duta Besar Indonesia untuk Switzerland atau Swiss Djoko Susilo menemui Wali Kota Solo Joko Widodo dan kelompok pengusaha Solo yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Jumat 3 Juni 2011.
(Abdul Alim/Koran SI/ade)
No comments:
Post a Comment